Pekan Ramadhan di Pesantren Modern Maqamam Mahmuda: Kembali ke Pesantren, Kembali Menata Diri

Pekan Ramadhan di Pesantren Modern Maqamam Mahmuda

Hendri Ariska | Jumat, 07 Mar 2025   22:07:48 WIB dibaca 32 x komentar 0  Artikel
no-image.jpg

Gambar : Pekan Ramadhan di Pesantren Modern Maqamam Mahmuda: Kembali ke Pesantren, Kembali Menata Diri

Sore tadi, suasana Pesantren Modern Maqamam Mahmuda kembali hidup setelah para santri pulang dari libur singkat menyambut bulan suci. Dengan tas di punggung dan senyum di wajah, mereka satu per satu memasuki gerbang pesantren, siap menjalani Pekan Ramadhan—sebuah agenda rutin yang bukan sekadar mengisi hari dengan ibadah, tapi juga menjadi waktu untuk memperbaiki diri.  

 

Malam Pertama: Tarawih dan Nasihat Pimpinan Pesantren

Malam harinya, selepas berbuka puasa bersama, seluruh santri bergegas menuju masjid untuk melaksanakan Salat Tarawih berjamaah. Udara sejuk Takengon menambah kekhusyukan ibadah malam itu. Setelah salam terakhir dikumandangkan, suasana hening sejenak sebelum Dr. Abdiansyah Linge, M.A., selaku pimpinan pesantren, naik ke mimbar untuk menyampaikan tausiyah.  

 

Dalam ceramahnya, beliau mengingatkan bahwa Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga ajang refleksi diri.  

 

"Setiap orang punya kesempatan untuk berubah. Jadikan bulan ini sebagai waktu terbaik untuk memperbaiki diri, memperbanyak amal, dan menata hati. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?"

 

Santri yang duduk bersila di lantai masjid mendengarkan dengan saksama. Kata-kata itu terasa sederhana, tapi begitu dalam.  

 

Lebih dari Sekadar Puasa: Rutinitas Pekan Ramadhan di Pesantren 

Di Pesantren Modern Maqamam Mahmuda, Pekan Ramadhan bukan hanya tentang berpuasa, melainkan juga dipenuhi dengan berbagai kegiatan yang membentuk karakter santri:  

 

1. Tadarus Al-Qur’an – Setiap santri memiliki target bacaan yang harus dicapai selama bulan Ramadhan.  

2. Kajian Keislaman – Setiap pagi dan sore, mereka mengikuti kajian tafsir, fiqih, dan sejarah Islam.  

3. Latihan Dakwah – Santri diajarkan bagaimana menyampaikan ceramah atau kultum dengan baik.  

4. Lomba Islami – Ada MTQ, cerdas cermat keislaman, hingga menulis esai Islami yang membuat Ramadhan semakin semarak.  

 

Lebih dari Sekadar Kegiatan, Ini Tentang Kebersamaan

Ada hal yang tak tertulis dalam jadwal tapi selalu terasa di setiap sudut pesantren: kebersamaan. Makan sahur beramai-ramai dengan wajah masih mengantuk, tadarus sambil saling mengoreksi bacaan, hingga diskusi ringan selepas tarawih tentang isi kajian tadi siang—semuanya menciptakan ikatan yang semakin erat.  

 

"Ramadhan di pesantren itu beda. Rasanya lebih hidup, lebih bermakna. Ada rasa lelah, tapi juga kebahagiaan yang sulit dijelaskan," ujar salah satu santri.  

 

Menata Diri, Menata Hati

Pekan Ramadhan di Pesantren Modern Maqamam Mahmuda bukan sekadar rutinitas tahunan. Ini adalah kesempatan bagi para santri untuk berhenti sejenak, melihat ke dalam diri, dan bertanya: Apa yang perlu diperbaiki? 

 

Saat fajar menyingsing, mereka akan kembali menjalani hari dengan harapan yang lebih besar. Ramadhan ini, semoga bukan hanya sekadar bulan yang berlalu, tetapi menjadi titik awal perubahan yang lebih baik. 


Komentar dari Facebook

Semua Komentar

Tulis Komentar

Komentar Terbaru